Sabtu, 07 Desember 2013

Mereka yang Berbahaya

Indonesia dipimpin oleh seorang Presiden dan dibantu oleh menteri yang membawahi kementerian dan atau kepala badan (lembaga negara non kementerian). Kemudian dibantu juga oleh kepala daerah beserta jajaran dinasnya. Tentunya, apabila seseorang yang berkompeten dibidang tertentu maka dia akan berada pada lembaga/kementerian tersebut. Misal ada hakim di pengadilan, ada jaksa di kejaksaan, ada dokter di rumah sakit, ada ahli agama di kementerian agama, ada pakar tata negara di perangkat pemerintahan dan seterusnya.

Seseorang yang mengemban tugas di suatu bidang tentunya lebih faham akan tugasnya serta mengetahui dan menguasai betul apa yang menjadi tanggung jawabnya. Misal seorang dokter, apoteker, bidan, perawat, kesehatan masyarakat tentunya sangat faham tentang apa arti hidup sehat dan apa apa saja yang bisa menurunkan kualitas hidup sehat. Demikian pula seorang guru, dosen tentunya akan  mengajarkan ilmu ilmu yang dikuasi untuk diajarkan kepada peserta didiknya. Lalu ada sarjana agama, pakar syari'ah, yanga akan memandu umat menuju kepada pencerahan lewat kementerian agama. Ahli keuangan dan perpajakan tentunya akan sangat cakap di bidang pajak. Itulah beberapa keahlian yang memang dikuasai untuk diaplikasikan kepada negara bagi masyarakat luas. Seseorang yang ahli, dan cakap dalam suatu bidang pun memahami hitam putihnya apa apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Nah, ada beberapa hal yang sangat mengganggu dalam kehidupan diera sekarang. Ada beberapa oknum ahli kesehatan yang faham tentang bahaya rokok, miras dan narkoba, tetapi mereka malah mengonsumsinya. Ada yang oknum yang ahli agama dan faham soal bahaya zina, kenapa berselingkuh (baca zina). Ada juga oknum yang ahli keuangan perpajakan, tetapi ada malah mengemplang pajak. Ada oknum pendidik yang sangat paham tentang budi pekerti dan pergaulan, tetapi malah menggauli muridnya. Ini adalah realita, oknum oknum tadi faham betul apa apa yang menjadi tanggung jawabnya tetapi mereka malah mencederai kehalian mereka dengan hitamnya diri.

Tidak ada nabi yang akan menyesatkan umatnya, tidak ada pemimpin yang akan menyengsarakan rakyatnya, tak ada pakar/ahli yang akan menghitamkan keilmuannya.

Jumat, 06 Desember 2013

Bukan Masyalah Biasa

Xx, sebut saja begitu. Seorang perempuan berusia 18 tahun mengaku masih gadis (dan akan menikah 1 bulan lagi), sedang rawat inap di sebuah Puskesmas. Dengan keluhan, nyeri perut dan keluar gumpalan darah dari rahimnya. Setelah didiagnosa dokter, ternyata mengalami keguguran dan harus dirujuk di RS untuk penanganan lebih lanjut (USG dan Kuret). Tetapi ibu dari si Xx tidak mau karena masyalah dana, dan minta keringanan, dan bilang nya itu (seks pra nikah = seks bebas) adalah wajar. Itulah fakta.

Xz, sebut saja begitu. Mengalami kisah yang tragis lagi. Datang ke Puskesmas dengan kondisi lemas, (setelah didiagnosa oleh bidan) ternyata sudah hamil 7 bulan. Tetapi laki laki (calon suami) bilang harusnya 4 bulan. Nah lho....akhirnya terjadi pertengkaran hebat, dan bubarlah rencana pernikahan mereka.

Itulah sebagian kecil kisah nyata dari sekian banyak kisah nyata yang lain. Fenomena seks pra nikah (zina), sudah dianggap biasa oleh sebagian masyarakat kita. Dan sebagian orang tua sudah rela melepaskan anak gadisnya setelah anaknya dilamar, pun belum melewati prosesi pernikahan.

Itulah gunanya pendidikan agama, moral dan etika bagi kita semua. Dan semoga Allah SWT melindungi kita dan keluarga kita dari itu semua. Amin.